Sunday, August 25, 2013

Keadaan Manusia Dalam Membaca Al-Quran

Lintas Tulisan - Timbul pertanyaan sebagian orang tentang mana yang lebih utama apakah membaca al-Quran dengan tadabur atau membacanya dengan sepintas agar banyak bacaannya dan sering khatam sehingga beroleh pahala bacaan?

Sesungguhnya kedua cara ibadah tersebut tidaklah berlawanan, tidak pula saling mengurangi waktu yang lain sehingga perlu ditanyakan mana yang lebih utama. Dalam hal ini kembali kepada pembacanya, dan mereka itu terbagi beberapa kategori:

Kategori pertama: orang awam yang tidak bisa bertadabur (merenunginya). Bahkan tidak paham sebagian besar ayat-ayatnya. Tidak diragukan bahwa bagi mereka yang lebih utama adalah memperbanyak bacaan.
Memperbanyak bacaan senyatanya dianjurkan untuk memperbanyak pahala bacaan sebagaimana yang terdapat dalam hadits:

(( لاَ أَقُولُ "الم"َحرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ ))

"Tidak aku katakan alif lâm mîm sebagai satu huruf, tetapi alif satu huruf, lâm satu huruf dan mîm satu huruf".
[HR. at-Turmudzi no. 3158, dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih at-Targhib wat-Tarhib no. 1416]

Kategori kedua: ulama dan penuntut ilmu. Mereka memiliki dua cara dalam membaca al-Quran:
Pertama: seperti cara orang awam, tujuannya untuk memperbanyak pahala dengan banyaknya bacaan dan khataman.

Kedua: membaca dengan maksud mempelajari makna-makna al-Quran, tadabur dan istinbat (pendalilan). Masing-masing sesuai dengan spesialisasinya. Akan nampak jelas baginya apa-apa yang tidak jelas bagi orang lain. Yang demikian adalah keutamaan Allah -ta'âla- yang diberikan pada siapa yang dikehendaki-Nya.

Kembali saya katakan: kedua jenis bacaan ini masuk tanawu'ul a'mal (variasi amal) dalam syari'at, keduanya dianjurkan secara bersamaan. Tidak ada pertentangan sehingga harus dipilih mana yang lebih baik. Tetapi setiap variasi ada waktunya tersendiri, terkait dengan keadaan pembacanya.

Tidak diragukan bahwa kepahaman lebih utama dari ketidakpahaman. Oleh karena itu sebagian ulama menyerupakan mereka yang membaca satu ayat al-Quran dengan bertadabur seperti mempersembahkan batu mulia, sedangkan yang membaca seluruh al-Quran tanpa bertadabur seperti mempersembahkan dirham (uang) yang banyak, tentu tetap tidak bisa mencapai limit apa yang dipersembahkan orang pertama. Sumber: Eko Haryanto Abu Ziyad / Terjemah : Syafar Abu Difa

Keadaan Manusia Dalam Membaca Al-Quran Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Bocah Ndeso

0 komentar:

Post a Comment